PENGERTIAN
SRT
(Single Rope Technique) adalah tehnik untuk melintasi suatu lintasan vertikal
yang berupa satu lintasan tali.
PERALATAN
Perlengkapan
dalam Single Rope Technic antara lain :
a. Harness
: sabuk pengaman
-
Sit harness
Harness ini
adalah harness yang didesain
secara khusus untuk kegiatan susur goa berbeda dengan harness yang biasa dipakai untuk panjat tebing/panjat dinding. Macamnya pun beragam, seperti Croll, rapide, Avanti, super Avanti, fractio dll.
secara khusus untuk kegiatan susur goa berbeda dengan harness yang biasa dipakai untuk panjat tebing/panjat dinding. Macamnya pun beragam, seperti Croll, rapide, Avanti, super Avanti, fractio dll.
-
Full body harness
Fullbody
harness berfungsi sama seperti harness, akan tetapi berbeda dalam ukuran dan
bentuk, fullbody harness digunakan pada seluruh tubuh dan memiliki tempat untuk
pengaman/tambatan yang terletak di dada dan ada juga fullbody yang memiliki
tempat pengaman/tambatan yang terletak di punggung. Fullbody harness biasa
digunakan oleh pekerja yang melakukan pekerjaan di medan-medan
sulit/ketinggian, akan tetapi dapat juga digunakan untuk high angle rescue
technique, baik digunakan oleh rescuer maupun oleh korban.
-
Chest harness
Chest
harness berfungsi sebagai pengaman dada, biasanya chest harness digunakan pada
ascending mechanical system sebagai penghubung croll (chest ascender). Akan
tetapi skarang dipasaran banyak beredar chest harness fabrikasi yang dapat digunakan
sesuai kebutuhan. Selain itu chest harness dapat dibuat dengan menggunakan
modifikasi webbing dan dihubungkan dengan simpul pita.
Selain
harness yang dibuat fabrikasi, di kenal juga improvisasi harness yang terbuat
dari webbing, berikut ini beberapa cara yang sering digunakan untuk membuat
improvisasi harness.
b. Descender
Descender, merupakan
peralatan yang digunakan untuk turun tali. Macam-macam discender antara lain
Capstand ( ada dua jenis, simple dan auto stop), whale tail,
Rack (ada dua jenis, yang open dan close rack), Figure of
Eight dan lain sebagainya.
c. Ascender
Ascender, adalah peralatan yang digunakan
untuk naik meniti tali, seperti Hand Jammer, Croll, Gibs, Basic Jammer, Jummar
dan lain sebagainya.
d. Carabiner
Carabiner / cincin
kait adalah metal pengunci yang berfungsi sebagai penghubung antar peralatan.
Bentuknya oval, delta, atau modified delta, mempunyai per pembuka yang
terpasang pada bagian memanjang.
Spesifikasi :
1) Gates.
Gate/pintu digunakan untuk memasukkan tali atau sling, terbuat dari steel atau alloy, dilengkapi pembuka gate,screw/ pengunci, dan non screw.
Gate/pintu digunakan untuk memasukkan tali atau sling, terbuat dari steel atau alloy, dilengkapi pembuka gate,screw/ pengunci, dan non screw.
2) Kekuatan.
Setiap fabrikasi carabiner mencantumkan nilai kekuatan, dan ditempatkan pada sisi memanjang dari carabiner. Kekuatan minimum carabiner 2000 Kg
Setiap fabrikasi carabiner mencantumkan nilai kekuatan, dan ditempatkan pada sisi memanjang dari carabiner. Kekuatan minimum carabiner 2000 Kg
3) Perawatan.
Setiap peralatan yang terbuat dari steel dan alloy, perawatannya adalah tidak boleh menjatuhkannya atau memukulkan pada permukaan yang keras.
Yang direkomendasikan untuk vertical rescue adalah carabiner screw gate.
Setiap peralatan yang terbuat dari steel dan alloy, perawatannya adalah tidak boleh menjatuhkannya atau memukulkan pada permukaan yang keras.
Yang direkomendasikan untuk vertical rescue adalah carabiner screw gate.
Carabiner screw gate
Selama menggunakan
dua carabiner dengan dibuat dengan posisi berlawanan adalah aman, ini dapat
diganti dengan sebuah carabiner screw gate. Design khusus sangat bervariasi tergantung pembuatnya.
Carabiner di design
dengan pembebanan memanjang. Bagian terlemah dari carabiner adalah gate,
kekuatan carabiner akan berkurang dan kemungkinan akan menyebabkan
rusak/patahnya carabiner tersebut. Getaran dapat menyebabkan sleve pengunci
dapat terbuka. Apapun type carabiner yang digunakan Rescuer, harus tetap
dimonitor setiap saat.
e. Cowstail
: Tali pengaman atau pembantu yang terdiri dari satu tali panjang (50 cm)dan
tali pendek (45 cm) yang berhubungan dan dibuat dari tali dinamik diameter 9-11
mm.
Cowstail dibuat
dengan tali dinamis yang disimpul salah satu tali lebih pendek. Tali yang lebih
pendek (satu lengan siku) sebagai pengaman dan tali yang lebih panjang
(sejangkauan tangan) dihubungkan dengan hand ascender.
f. Million
Rapide tiga buah, yaitu :
MR semi cilculair yaitu sejenis
carabiner yang khusus diciptakan untuk menahan beban dari segala arah secara
merata, serta beban resultan. Digunakan untuk menghubungkan sit harness serta
untuk mengkaitkan MR oval ,cowstail,carabiner oval non screw (friksi) dan
carabiner oval screw yang menghubungkan ke descender.
MR oval, berfungsi menghubungkan chest
ascender (croll) dengan MR semi circular.
MR delta, berfungsi menghubungkan chest
ascender (croll) dengan chest harness.
-
Footloop: yaitu, tali yang digunakan
sebagai pijakan kaki pada waktu naik ,yang dikaitkan pada jumar terbuat dari
tali statik atau webbing.
g. Carmantel
Adalah tali
utama dalam melakukan kegiatan Repling maupun jenis yang lain. Ada berbagai
jenis tali yang di gunakan. Dalam jenisnya ada yang elastis (mempunyai daya
lentur), ada juga yang hanya mempunyai daya elastis yang minim bahkan tidak
sama sekali.
h.
Webbing
Disebut juga
tape (pita) terbuat dari nilon. Digunakan untuk membuat harness, anchor, dan
lain-lain.
Beberapa hal
penting yang harus diketahui adalah pengetahuan mengenai:
A. TALI
Tali adalah yang paling penting dalam SRT. Tali yang
digunakan untuk abseling/prusiking tidak boleh putus atau patah. Implikasinya
kita harus tahu jenis tali yang baik.
Karakteristik tali yang digunakan adalah
sebagai berikut :
-
Tali Statik : Elongansi 2 %.
-
Tensile Strengh = 1500 kg minimal.
-
Tahan gesekan dengan batuan.
- Menyerap
sedikit air, hal ini tergantung dengan ruangan diantara serat serat tali.
-
Tahan terhadap panas, yang meningkat
pada waktu asembling minimal 150 derajat.
-
Diameter tali 9-12 mm.
B.
SIMPUL TALI TEMALI DASAR
Tali temali adalah suatu keterampilan yang mutlak
diperlukan oleh seorang petualang. Walaupun belum pernah mempelajari secara
khusus, sesungguhnya tanpa disadari hampir setiap orang mampu membuat 2/3
simpul yang paling dasar.
Pada dasarnya hanya ada beberapa simpul dasar dalam
tali temali. Sebuah simpul yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Versalility
(multi guna ).
2. Aman.
3. Kuat.
4. Mudah
untuk dibuat simpul.
Beberapa simpul simpul dasar dan
kegunaannya :
1. Overhand
Knot/Simpul Hidup
Simpul
ini adalah simpul yang paling sederhana dan paling dasar. Biasanya digunakan
pada ujung tali untuk menghentikan geseran /untuk mematikan ujung tali.
2. Figure
of eight Knot/Simpul delapan.
Simpul
ini lebih kuat daripada simpul hidup. namun fungsinya hampir sama.
Kekurangannya dibanding simpul hidup, simpul ini membutuhkan banyak tali.
3. Sheet
bend Knot/Simpul ANYAM.
Digunakan
untuk menyambung dua buah tali yang besarnya tidak sama besar. Kalau perbedaan
tali ini terlalu jauh, maka simpulnya harus digandakan.
4. Bowline
Knot/Simpul Kambing.
Sifat
simpul ini tidak menjerat dan tidak dapat digeser geser.
5. Simpul
Mati.
Digunakan
untuk menyambung tali yang sama besar, simpul ini cukup mudah dan sederhana.
6. Turbuck
Knot.
Simpul
ini tidak terlalu baik pada tali yang sudah kaku, kadang kadang menjerat atau
lepas sama sekali.
7. Tauline
Hitch.
Simpul
ini sifatnya sama dengan Turbuck Knot, yaitu tidak menjerat kalau talinya
ditarik, tetapi mudah digeser kalau ikatannya didorong.
8. Two
Half Hitch.
Sifat
simpul ini menjerat, biasanya digunakan untuk mengikat tali pada pangkal kayu.
9. Timber
Hitch/Jerat tukang kayu.
Simpul
ini sifatnya menjerat. Sesuai dengan namanya, simpul ini biasanya dipakai
untuk mengikat tali pada balok kayu.
10. Clove
Hitch/Simpul Pangkal.
Simpul
ini sederhana dan bisa dipakai untuk mengikatkan tali tenda pada pasak.
11. Fisherman’s
Knot/ Simpul Nelayan.
Berguna
untuk menyambung dua buah tali yang sama besar. Jika tali dalam keadaan basah
dan licin, simpul ini bisa digandakan agar lebih aman dan kuat.
12. Prusik
Knot.
Simpul
ini bersifat menjepit bila mendapat tekanan, namun bisa digeser dengan mudah
bila didorong pada saat tidak mendapat tekanan.
13. Simpul
Tiang.
Digunakan
untuk menyambung dua buah balok kayu atau tiang.
14. Butterfly
Knot/ Simpul Kupu kupu.
Simpul
ini digunakan sebagai pengaman pada tali yang rusak, atau dapat digunakan untuk
membuat tangga (dengan tali yang panjang dan kuat).
C. BEBERAPA
SISTEM DALAM SRT :
a. Texas
sistem, menggunakan 2 hand ascender yang dihubungkan dengan cows tails yang
ujung pendek diposisi bawah ditambah foot loop, sedang yang lain diatas
dilewatkan kedalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.
b. Rope
walker sistem, menggunakan 3 buah gibbs, satu diikatkan dipundak, satu ditengah
dengan tambahan foot loop,dan satu lagi dibawah diikatkan di kaki.
c. Mitchele
sistem, seperti Texas sistem hanya ditambah chest box pada chest harness, dan
ascender atas ditambah footloop.
d. Floating
cam sistem, menggunakan hand ascender yang dihubungkan cows tails dan footloop
foot ascender, dihubungkan cows tails dan diikatakan di kaki dan menggunakan
chest box.
e. Jummar
sistem, menggunakan 2 buah ascender yang dihubungkan dengan cows tails dan foot
loop, dan dipegang di kedua tangan, tali dilewatkan di penghubung chest
harness.
f. Frog
rig sistem. Sistem ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan, dan
kecepatan, serta sistem ini sering disebut dengan Sit and Stand System karena
saat meniti tali gerakannya seperti orang berdiri lalu duduk.
Organisasi ( set SRT ).
Adalah suatu sistem penggabungan/merangkai peralatan
yang akan digunakan dalam SRT. Dalam sistem ini digunakn sit harness yang
dihubungkan dengan delta MR, yang didalam MR tersebut dirangkaikan peralatan
lainnya. Urutan paling kiri cows tails, oval MR yang terhubung dengan chest
ascender, lalu oval carabiner screw gate yang dihubungkan dengan descender,
lalu carabiner non screw/karabiner friksi yang berfungsi sebagai pengatur laju
kecepatan tali pada saat kita descending. Ujung cows tails panjang dihubungkan
dengan delta carabiner yang dirangkaikan dengan hand ascender dan footloop.
Chest ascender diikatkan ke dada dengan menggunakan chest harness.
Descending.
Adalah teknik menuruni tali pada frog rig system
biasanya menggunakan descender simple maupun auto stop. Untuk penggunaannya
harus ditambah dengan carabiner non screw disamping kanannya yang berguna untuk
mengatur kelajuan gerak tali pada saat kita turun. Pada saat akan mulai menuruni
lintasan, berhenti ditengah lintasan ataupun melalui suatu bentuk lintasan,
descender harus pada keadaan terkunci dengan menggunakan tehnik penguncian
tersendiri.
Descending
tidak mengutamakan kecepatan, tetapi mengutamakan keamanan dan kenyamanan.
Macam-macam
dan Variasi Teknik Rappeling
1. Body
Rappel
Menggunakan peralatan tali saja,
yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan. Pada teknik ini terjadi gesekan
antara badan dengan tali sehingga bagian badan yang terkena gesekan akan terasa
panas.
2. Brakebar
Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh,
carabiner, tali, dan brakebar. Modifikasi lain dari brakebar adalah descender
(figure of 8). Pemakaiannya hampir serupa, dimana gaya gesek diberikan pada
descender atau brakebar.
3. Sling
Rappel
Menggunakan sling/tali tubuh,
carabiner, dan tali. Cara ini paling banyak dilakukan karena tidak memerlukan
peralatan lain, dan dirasakan cukup aman. Jenis simpul yang digunakan adalah
jenis Italian hitch.
4. Arm
Rappel / Hesti
Menggunakan tali yang dibelitkan
pada kedua tangan melewati bagian belakang badan. Dipergunakan untuk tebing
yang tidak terlalu curam.
Dalam rapelling, usahakan posisi
badan selalu tegak lurus pada tebing, dan jangan terlalu cepat turun. Usahakan
mengurangi sesedikit mungkin benturan badan pada tebing dan gesekan antara
tubuh dengan tali. Sebelum memulai turun, hendaknya :
1. Periksa dahulu anchornya.
2.
Pastikan
bahwa tidak ada simpul pada tali yang dipergunakan.
3.
Sebelum
sampai ke tepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan bahwa tali
sampai ke bawah (ke tanah).
4.
Usahakan
melakukan pengamatan sewaktu turun, ke atas dan ke bawah, sehingga apabila ada
batu atau tanah jatuh kita dapat menghindarkannya, selain itu juga dapat
melihat lintasan yang ada.
5.
Pastikan
bahwa pakaian tidak akan tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.
Ascending.
Adalah teknik meniti tali keatas, pada frog rig
sysrem digunakan sebuah hand ascender sebagai pegangan yang dihubungkan dengan
cows tails ujung panjang yang dirangkaikan dengan foot loop untuk pijakan kaki
dan sebuah chest ascender yang diikatkan ke dada dengan chest harness.
Gerakkan telapak kaki untuk
menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah menjepit tali
menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak kaki.
Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan
gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka.
|
Sumber:
download full makalah at https://www.dropbox.com/s/ghy4ip8bch49vta/TUGAS%20OLAHRAGA.docx?dl=0
0 comments:
Post a Comment