BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kerajaan Mataram
Kuno diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8. Pada awal berdirinya, kerjaan
ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat Kerajaan
Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur. Kerajaan ini sebenarnya mempunyai dua corak
agama yang dianut di dalamnya, yaitu Hindu Siwa dan Buddha Mahayana.
Berdasarkan
prasasti Canggal, raja pertama Mataram Kuno adalah Sanna. Kemudian, diteruskan
oleh Raja Sanjaya yang berasal dari Dinasti Sanjaya. Setelah Sanjaya, Mataram
diperintah oleh Panangkaran. Dari Prasasti Balitung diketahui bahwa Panangkaran
bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Raka i Panangkaran. Hal ini
menunjukkan bahwa Rakai Panangkaran berasal dari keluarga Sanjaya dan juga
keluarga Syailendra.
Sepeninggal Panangkaran, Mataram Kuno terpecah menjadi
dua, Mataram bercorak Hindu dan Mataram bercorak Buddha. Wilayah Mataram-Hindu
meliputi Jawa Tengah bagian utara, diperintah oleh Dinasti Sanjaya. Sementara
wilayah Mataram- Buddha meliputi Jawa Tengah bagian selatan yang diperintah
Dinasti Syailendra.
Perpecahan di Mataram ini tidak berlangsung
lama. Pada tahun 850, Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya mengadakan perkawinan
politik dengan Pramodhawardhani dari keluarga Syailendra. Melalui perkawinan
ini, Mataram dapat dipersatukan kembali. Pada masa pemerintahan
Pikatan−Pramodhawardani, wilayah Mataram berkembang luas, meliputi Jawa Tengah
dan Timur. Pikatan juga berhasil mendirikan Candi Plaosan.
Sepeninggal
Pikatan, Mataram diperintah oleh Dyah Balitung (898 −910 M). Setelah Balitung,
pemerintahan dipegang berturut−turut oleh Daksa, Tulodong, dan Wawa. Raja Wawa
memerintah antara tahun 924−929 M. Ia kemudian digantikan oleh menantunya
bernama Mpu Sindok.
Pada masa pemerintahan Mpu Sindok inilah,
pusat pemerintahan Mataram dipindahkan ke Jawa Timur. Hal ini disebabkan
semakin besarnya pengaruh Sriwijaya yang diperintah oleh Balaputradewa. Selama
abad ke−7 hingga ke−9 terjadi serangan−serangan dari Sriwijaya ke Mataram. Hal
ini mengakibatkan Mataram semakin terdesak ke timur. Selain itu, adanya bencana
alam berupa letusan Gunung Merapi merupakan salah satu penyebab kehancuran
Mataram. Letusan gunung ini diyakini oleh masyarakat Mataram sebagai tanda
kehancuran dunia. Oleh karena itu, mereka menganggap letak kerajaan di Jawa
Tengah sudah tidak layak dan harus dipindahkan.
Kemunduran kerajaan
Mataram Kuno disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama
semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh:
1. Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga
sulit berhubungan dengan dunia luar
2. Sering dilanda bencana alam oleh letusan
Gunung Merapi
3. Mendapat ancaman serangan dari kerajaan
Sriwijaya
Oleh karena itu
pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur (di bagian
hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan ibukota ke Jawa Timur ini
dianggap sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa Timur masih wilayah kekuasaan
Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih strategis. Hal ini mengacu pada letak
sungai Brantas yang terkenal subur dan mempunyai akses pelayaran sungai menuju
Laut Jawa. Kerajaan itu kemudian dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa
Timur atau Kerajaan Medang Kawulan.
Peninggalan
kerajaan Mataram Kuno sangatlah banyak. Diantaranya adalah Candi Kalasan, Candi
Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi
Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong,
Candi Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
Selain candi, ditemukan pula oleh Wonoboyo berupa artifak emas yang ditemukan
tahun 1990 di Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah. Banyak pula prasasti peninggalan
kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti Cangga, Kalasan, Kedu (Metyasih),
Klurak, Boko.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
kehidupan politik di Kerajaan Mataram Kuno?
2.
Bagaimana
kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno?
3.
Bagaimana
kehidupan ekonomi di Kerajaan Mataram Kuno?
4.
Bagaimana
kehidupan agama di Kerajaan Mataram Kuno?
C. TUJUAN
1.
Memahami
kehidupan politik di Kerajaan Mataram Kuno.
2.
Memahami
kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno.
3.
Memahami
kehidupan ekonomi di Kerajaan Mataram Kuno.
4.
Memahami
kehidupan agama di Kerajaan Mataram Kuno.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DINASTI SANJAYA
1. Kehidupan Politik
Berdasarkan
prasasti Metyasih, Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa Sanjaya ke-9) telah
memberikan hadiah tanah kepada 5 orang patihnya yang berjasa besar kepada
Mataram. Dalam prasasti Metyasih juga disebutkan raja-raja yang memerintah pada
masa Dinasti Sanjaya. Raja-raja itu adalah
a.
Rakai
Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
Masa
Sanjaya berkuasa adalah masa-masa pendirian candi-candi siwa di Gunung Dieng.
Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya mangkat kira-kira pertengahan abad ke-8 M.
Ia digantikan oleh putranya Rakai Panangkaran.
b.
Sri
Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
Rakai
Panangkaran yang berarti raja mulia yang berhasil mengambangkan potensi
wilayahnya. Menurut Prasati Kalasan, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran
dibangun sebuah candi yang bernama Candi Tara, yang didalamnya tersimpang
patung Dewi Tara. Terletak di Desa Kalasan, dan sekarang dikenal dengan nama
Candi Kalasan.
c.
Sri
Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)
Rakai
Pananggalan yang berarti raja mulia yang peduli terhadap siklus waktu. Beliau
berjasa atas sistem kalender Jawa Kuno. Visi dan Misi Rakai Panggalan yaitu
selalu menjunjung tinggi arti penting ilmu pengetahuan. Perwujudan dari visi
dan misi tersebut yaitu Catur Guru. Catur Guru tersebut adalah
·
Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia.
·
Guru Swadaya, Tuhan
·
Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah
·
Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk
kepentingan bersama
d.
Sri
Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
Pada masa pemerintahannya, kehidupan dalam dunia militer
berkembang dengan pesat.
e.
Sri
Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
Garung memiliki arti raja mulia yang tahan banting
terhadap segala macam rintangan. Demi memakmurkan rakyatnya, Sri Maharaja Rakai
Garung bekerja siang hingga malam.
f.
Sri
Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)
Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang pada masa
pemerintahan Rakai Pikatan.Pada masa pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa
menyerang wilayah kekuasaannya. Namun Rakai Pikatan tetap mempertahankan
kedaulatan negerinya dan bahkan pasukan Balaputera Dewa dapat dipukul mundur
dan melarikan diri ke Palembang.Pada zaman Rakai Pikatan inilah dibangunnya
Candi Prambanan dan Candi Roro Jonggrang.
g.
Sri
Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M)
Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rakai
Kayuwangi memiliki gelar Sang Prabu Dyah Lokapala.
h.
Sri
Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
Sri Maharaja Rakai Watuhumalang memiliki prinsip dalam
menjalankan pemerintahannya. Prinsip yang dipegangnya adalah Tri Parama Arta
i.
Sri
Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M)
Masa pemerintahannya juga menjadi masa keemasan bagi
Wangsa Sanjaya. Sang Prabu aktif mengolah cipta karya untuk mengembangkan
kemajuan masyarakatnya.
j.
Sri
Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)
Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, Daksottama
dipersiapkan untuk menggantikannya sebagai raja Mataram Hindu.
k.
Sri
Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)
Rakai Dyah Tulodhong mengabdikan dirinya kepada
masyarakat menggantikan kepemimpinan Rakai Daksottama. Keterangan tersebut
termuat dalam Prasasti Poh Galuh yang berangka tahun 809 M. Pada masa pemerintahannya, Dyah
Tulodhong sangat memperhatikan kaum brahmana
l.
Sri
Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)
Beliau terkenal sebagai raja yang ahli dalam
berdiplomasi, sehingga sangat terkenal dalam kancah politik internasional.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupa
sosial masyarakat di kerajaan Mataram Kuno sudah teratur. Terlihat dari sikap
gotong oyong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara
masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran kepercayaan yang
berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.
3. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian
kerajaan Mataram Kuno saat itu bertumpu pada sektor pertanian karena letaknya
yang cukup disebut sebagai pedalaman dan memiliki tanah yang subur. Berikutnya,
Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi pada masa
pemerintahan Balitung yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu
lintas perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.
4. Kehidupan Agama
Berdasarkan
prasasti Canggal yang menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Siwa),
dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Mataram Kuno Wangsa Sanjaya memiliki
kepercayaan agama Hindu beraliran Siwa.
B. DINASTI SYAILENDRA
1. Kehidupan Politik
Berdasarkan
prasasti yang telah ditemukan dapat diketahui raja-raja yang pernah memerintah
Dinasti Syailendra, di antaranya:
1) Bhanu ( 752- 775 M )
Raja
banu merupakan raja pertama sekaligus pendiri Wangsa Syailendra.
2) Wisnu ( 775- 782 M)
Pada
masa pemerintahannya, Candi Brobudur mulai di banugun tempatnya 778.
3) Indra ( 782 -812 M )
Pada masa
pemerintahannya, Raja Indra membuat Prasasti Klurak yang berangka tahun 782 M,
di daerah Prambanan. Dinasti Syailendra menjalankan politik ekspansi pada masa
pemerintahan Raja Indra. Perluasan wilayah ini ditujukan untuk menguasai
daerah-daerah di sekitar Selat Malaka. Selanjutnya, yang memperkokoh pengaruh
kekuasaan Syailendra terhadap Sriwijaya adalah karena Raja Indra menjalankan
perkawinan politik. Raja Indra mengawinkan putranya yang bernama Samarottungga
dengan putri Raja Sriwijaya.
4) Samaratungga ( 812 – 833 M )
Pengganti Raja Indra
bernama Samarottungga. Raja Samaratungga berperan menjadi pengatur segala
dimensi kehidupan rakyatnya. Sebagai raja Mataram Budha, Samaratungga sangat
menghayati nilai agama dan budaya. Pada zaman kekuasaannya dibangun Candi
Borobudur. Namun sebelum pembangunan Candi Borobudur selesai, Raja
Samarottungga meninggal dan digantikan oleh putranya yang bernama Balaputra
Dewa yang merupakan anak dari selir.
5) Pramodhawardhani ( 883 – 856 M )
Pramodhawardhani
adalah putri Samaratungga
yang dikenal cerdas dan cantik. Beliau bergelar Sri Kaluhunan, yang artinya
seorang sekar keratin yang menjadi tumpuan harapan bagi rakyat.
Pramodhawardhani kelak menjdi permaisuri raja Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno
dari Wangsa Sanjaya.
6) Balaputera Dewa ( 883 – 850 M )
Balaputera
Dewa adalah putera Raja Samaratungga dari ibunya yang bernama Dewi Tara, Puteri
raja Sriwijaya. Dari Prasasti Ratu Boko, terjadi perebutan tahta kerajaan oleh
Rakai Pikatan yang menjadi suami Pramodhawardhani. Belaputera Dewa merasa
berhak mendapatkan tahta tersebut karena beliau merupakan anak laki-laki
berdarah Syailendra dan tidak setuju terhadap tahta yang diberikan Rakai
Pikatan yang keturunan Sanjaya. Dalam peperangan saudara tersebut Balaputera
Dewa mengalami kekalahan dan melatrikan diri ke Palembang.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan
sosial Kerajaan Syailendra tidak diketahui secara pasti. Namun, melalui
bukti-bukti peninggalan berupa candi-candi, para ahli menafsirkan bahwa
kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Syailendra sudah teratur. Hal ini dilihat
melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara
bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa rakyat
taat dan mengkultuskan rajanya. Dengan adanya dua agama yang berjalan, sikap
toleransi antar pemeluk agama di masyarakat sangat baik.
3. Kehidupan Ekonomi
Mata pencaharian pokok masyarakat adalah petani,
pedagang, dan pengrajin. Dinasti Syailendra telah menetapkan pajak bagi
masyarakat Mataram. Hal ini terbukti dari prasasti Karang tengah yang
menyebutkan bahwa Rakryan Patatpa Pu Palar mendirikan bangunan suci dan
memberikan tanah perdikan sebagai simbol masyarakat yang patuh membayar pajak.
4. Kehidupan Agama
Sebagian besar
raja-raja Dinasti Syailendra beragama Budha Mahayana. Hal ini menunjukkan bahwa
agama Buddha telah masuk di Mataram. Dengan dibangunnya candi-candi Buddha
untuk beribadah, maka dapat disimpulkan pula bahwa rakyatnya beragama Buddha
Mahayana.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
Kerajaan Mataram Kuno terdiri dari dua dinasti dengan
aliran agama yang berbeda. Kedua dinasti itu adalah Dinasti Sanjaya dan Dinasti
Syailendra.
1.
Kehidupan
politik masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Sanjaya dapat diketahui
berdasarkan prasasti Metyasih. Masa kejayaannya terjadi pada masa pemerintahan
Sri Maharaja Rakai Pikatan.
2.
Kehidupan
sosial masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Sanjaya sudah teratur dan
memiliki rasa toleran yang tinggi terhadap masyarakat yang berlainan agama.
3.
Kehidupan
ekonomi masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Sanjaya bertumpu pada sektor
pertanian dan telah memanfaatkan Sungai Bengawan Solo di sektor pelayaran.
4.
Kehidupan
agama masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Sanjaya berdasarkan prasasti
Canggal, diperkirakan masyarakatnya menganut agama Hindu Siwa.
5.
Kehidupan
politik masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Syailendra berhubungan dengan
raja-raja yang memerintahnya, yaitu Bhanu, Wisnu, Indra, Samaratungga,
Pramodhawardhani, dan Balaputra Dewa.
6.
Kehidupan
sosial masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Syailendra sudah teratur dan
memiliki rasa toleran yang tinggi pula terhadap sesama umat berbeda agama.
Diketahui pula masyarakatnya sangat patuh terhadap raja yang memimpinnya.
7.
Kehidupan
ekonomi masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Syailendra bertumpu pada
bidang pertanian, perdagangan, dan kerajinan. Pada masa Dinasti Syailendra
pajak sudah dilaksanakan dengan baik.
8.
Kehidupan
agama masyarakat Mataram Kuno pada masa Dinasti Syailendra sebagian besar penduduknya
serta raja-rajanya beragama Buddha Mahayana.
B. SARAN
Dengan keberadaan
kerajaan-kerajaan yang terlahir di Indonesia, kita harus bisa mengapresiasi
peninggalan-peninggalan yang menjadi sumber ilmu pendidikan dari generasi ke
generasi. Upaya pengapresiasian itu sendiri dapat dengan melestarikannya,
memeliharanya, dan tidak merusaknya. Jika kita dapat berpartisipasi dalam upaya
tersebut, berarti kita mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Dengan begitu
kita dapat menanamkan rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia.
http://pakjokosaputro.blogspot.com/2013/09/aspek-aspek-politik-sosial-ekonomi-dan_4.html
http://annisamisa.blogspot.com/2012/11/kerajaan-mataram-kuno.html
http://mataramkunojawabarat.blogspot.com/
http://rifkiberbagiilmu.blogspot.com/2013/05/aspek-kehidupan-kerajaan-hindu-budha.html
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html
http://tulastulispratama.blogspot.com/2012/08/kerajaan-mataram-hindu-budha.html
http://www.belajarpraktis.com/2013/04/14/kerajaan-mataram-kuno.html
http://dheny1922.wordpress.com/2012/03/19/kerajaan-mataram-kuno/
http://books.google.co.id/books?id=ijhk6SdB1hsC&pg=PT21&lpg=PT21&dq=kehidupan+ekonomi+SYAILENDRA&source=bl&ots=XArMbmGPV3&sig=lUT42De6BFH3j97W7StbC_ZlkvA&hl=en&sa=X&ei=wQP1UsCKCYWLrQe_toD4Cg&redir_esc=y#v=onepage&q=kehidupan%20ekonomi%20SYAILENDRA&f=false
http://historyendamoia.wordpress.com/2011/10/30/dinasty-sailendra-2/
http://sugionosejarah.wordpress.com/2011/10/03/kerajaan-mataram-hindu/
http://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Sailendra
http://herydotus.wordpress.com/2011/08/06/kerajaan-mataram-kuno-masa-dinasti-syailendra/
http://catatan-pril.blogspot.com/2012/03/karakteristik-kehidupan-sosial-dan.html
http://mynameis8.wordpress.com/2013/06/28/dinasti-syailendra/
http://budisma.web.id/mataram-kuno-dinasti-sanjaya-dan-dinasti-syailendra/
http://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Sanjaya
http://sunandarak.blogspot.com/2012/08/kerajaan-majapahit-kuno-masa-dinasti.html
http://sejarahwew.blogspot.com/2012/11/mataram-dinasty-sanjaya.html
Terimakasih sangat memmbantu :)
ReplyDeleteTerimakadih
ReplyDeletebagus artikelnya....
ReplyDeletesangat bermanfaat
imut banget blognyaaa betahh jadinya
ReplyDeleteIZIN COPY
ReplyDeletePanjang battπππ
ReplyDeletemantap page nya berguna sii... buat gw anak ipa yang gak ips :((((
ReplyDeleteAw bet
ReplyDeletemembantu bgt
ReplyDeletelucu bangett ada lagunya
ReplyDeleteSangat bermanfaat π
ReplyDelete