Get me outta here!

Monday, March 23, 2015

kemaharajaan voc


BAB I
PENDAHULUAN


A.  LATAR BELAKANG

Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.

Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis. Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental karena
1.         Setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda.
2.         Perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada.
3.         Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu.
4.         Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda.
http://i718.photobucket.com/albums/ww183/kapongkeng/ekspedisidehoutman.jpgAkhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur).

B.  RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana sejarah lahirnya VOC?
2.      Bagaimana pemerintahan VOC di Indonesia?
3.      Bagaimana reaksi rakyat terhadap perlakuan VOC?
4.      Bagaimana kemunduran VOC?
5.      Bagaimana pembubaran VOC?

C.  TUJUAN

1.      Memahami sejarah lahirnya VOC
2.      Memahami kegiatan pemerintahan VOC di Indonesia
3.      Mengetahui berbagai reaksi rakyat terhadap pmerintahan VOC
4.      Memahami faktor-faktor yang membuat kemunduran VOC
5.      Memahami akhir dari VOC










BAB II
PEMBAHASAN


A.  http://pacarkecilku.files.wordpress.com/2012/09/logo-voc-small.jpgLAHIRNYA VOC

Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
  1. Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
  2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
  3. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal berikut ini.
http://www.ma-shops.com/mpo/pic/combined3925.jpg1. Monopoli Perdagangan.
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4. mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5. Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang dan damai.
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang termasuk Heeren Zeventien. Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
Cara Belanda memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia adalah:
1.       Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
2.      Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi). Ingat hukum ekonomi!
3.      Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantien.
4.      Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten

B.  VOC DI INDONESIA

Dalam upaya memperlancar aktivitas organisasi, VOC pada tahun 1610 memutuskan untuk membentuk jabatan Gubernur Jendral yang pada waktu itu berkedudukan di Maluku. Pieter Both sebagai orang pertama yang menduduki posisi itu.
Tindakan VOC dengan adanya hak octroi sangat merugikan bangsa Indonesia.  Hak octroi seolah ijin usaha kepanjangan tangan pemerintah Belanda, bahkan bisa dikatakan VOC sebagai sebuah ‘negara dalam negara’.
           Untuk  menguasai perdagangan rempah-rempah, VOC menerapkan hak monopoli, menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan membangun benteng-benteng. Benteng-benteng yang dibangun VOC adalah   :
1.      Di Banten disebut benteng Kota Intan ( Fort Pellwijk ).
2.      Di Ambon disebut benteng Victoria.
4.      Di Makasar disebut benteng Retterdam.
5.      Di Ternate di sebut benteng Orange.
6.      Di Banda disebut benteng Nasao.
Dengan keunggulan senjata, juga memanfaatkan kompetisi dan  konflik di antara penguasa lokal (kerajaan ), VOC berhasil memonopoli perdagangan pala dan cengkeh di Maluku. Satu persatu kerajaan-kerajaan di Indonesia dikuasai  VOC. Kebijakan ekspansif (menguasai) semakin gencar diwujudkan ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur Jendral menggantikan Pieter Both pada tahun 1817.
       Daerah-daerah strategis bagi pelayaran dan perdagangan di sepanjang pantai nusantara di kuasai VOC. Hal ini bisa dikatakan sebagai tindakan imperialisme pantai, yaitu   :
1.      Pada tahun 1919/1921 merebut pelabuhan Jayakarta.
2.      Pada tahun 1625, menduduki daerah pusat rempah-rempah di pulau banda.
3.      Pada tahun 1641, merebut benteng Portugis di Malaka.
4.      Pada tahun 1662, menduduki pusat perdagangan Pariaman di pantai Barat Sumatra.
5.      Pada tahun 1667, menduduki Bandar Makasar .

Dalam upaya mempertahankan monopoli dan melarang keterlibatan bangsa Barat lainnya maupun para pedagang Asia dalam perdagangan rempah-rempah di kepulauan Maluku, VOC melakukan intervensi militer ke berbagai daerah dan pelayaran Hongi ( Hongi Tochten). Pelayaran Hongi yaitu pelayaran keliling menggunakan perahu jenis kora-kora yang dipersenjatai untuk mengatasi perdagangan gelap atau penyelundupan rempah-rempah di Maluku. Pelayaran ini juga disertai Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRQXEStMXkbeNbfqCjfZO0qQinbtG6tK5MjkljoF8orRNk37vl_Pada tahun 1700 –an, VOC berusaha menguasai daerah-daerah pedalaman yang banyak menghasilkan barang dagangan. Imperialisme pedalaman ini sasarannya kerajaan Banten dan Mataram, karena daerah ini banyak menghasilkan barang-barang komoditas seperti beras, gula merah, jenis-jenis kacang dan lada.
       Tindakan VOC yang sewenang-wenang, sangat keras, dan kejam menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia. Perlawanan terhadap monopoli VOC terjadi dimana-mana seperti di Mataram, Banten, Makasar dan Maluku.
       Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun 1602 – 1799 antara lain dapat dirangkum sebagai berikut   :
1.      Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
2.      Melaksanakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai )  dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3.      Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang disebut Gubernur Jendral.
4.      Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
5.      Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
6.      Melaksanakan pelayaran Hongi  ( Hongi tochten ).
7.      Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
8.      Adanya verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan  Prianger Stelsel ( system Priangan )
9.       Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723
Masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan miskin
Pengaruh dari kebijakan VOC bagi rakyat Indonesia antara lain   :
1.      Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
2.      Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru dibawah kendali VOC.
3.      Hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, menderita, mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan  benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern (senjata api, meriam ).
4.      Pelayaran Hongi,  bagi penduduk Maluku khususnya, dapat dikatakan sebagai suatu  perampasan, perampokan, pemerkosaan, perbudakan dan pembunuhan.
5.      Hak Ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang bisa berlebih.

C.    REAKSI RAKYAT

Perlakuan VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai penjuru.
1.      Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada tahun 1628 menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja dan Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal kembali. Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:
·         Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
·         Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
·         Belanda berbuat kasar dalam berdagang
2.      Kerajaan Makasar menghadapi VOC
Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis. VOC ingin menguasainya. Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada Sultan Makasar agar:
·         Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
·         Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
·         Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku
Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran hebat terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani perjanjian Bongaya. Isinya:
·         Makasar harus mengakui monopoli VOC
·         Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
·         Makasar harus membayar seluruh biaya perang
3.      Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta (1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi Sultan dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:
·         Banten dikuasai VOC
·         VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
·         Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
·         Biaya perang harus ditanggung Banten
4.      Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata melakukan perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker, tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II
5.      Perlawanan Untung Suropati
Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sunan Amangkurat III(Sunan Mas)

D.    KEMUNDURAN VOC

Kemunduran VOC terjadi sejak abad ke-18 disebabkan oleh hal-hal berikut :
1.           Banyak korupsi yang dilakukan pegawai-pegawai VOC.
2.           Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC.
3.           Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
4.           Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang portugis (Compagnie des indies) dan kongsi dagang inggris (East Indian Company).
5.           Utang VOC yang sangat besar.
6.           Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran.
7.           Berkembangnya paham liberalisme sehinggal monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
8.           Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795. Prancis memiliki musuh utama Inggris yang berada di India untuk meluaskan jajahannya di Asia Tenggara. Badan seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC harus dibubarkan.

E.     PEMBUBARAN VOC

Menjelang abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan yang ditandai dengan memburuknya kondisi keuangan VOC dan menumpuknya utang-utang VOC. Korupsi merupakan sebab utama kebangkrutan itu. Hal itu diperparah oleh hutang peperangan VOC dengan rakyat Indonesia dan Inggris dalam memperebutkan kekuasaan di bidang perdagangan yang semakin menumpuk.
Sebab lainnya adalah kemerosotan moral di antara penguasa akibat sistem monopoli perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh membantu VOC dalam memonopoli perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk ke VOC jauh dari jumlah yang diharapkan.
Hal utama lainnya adalah ketidakcakapan para pegawai VOC dalam mengendalikan monopoli. Akibatnya verplichte leveranties (penyerahan wajib) dan Preanger Stelsel (Aturan Priangan) tidak berjalan semestinya. Kedua aturan itu tadinya dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. Verplichte leveranties mewajibkan tiap daerah mneyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, nila, dan gula dengan harga yang ditentukan VOC.
Sedangkan Preanger-stelsel mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi dan menyerahkan hasil panennya kepada VOC, juga dengan tarif yang ditentukan VOC. Sementara itu, perang antara Belanda dan Ingrris terjadi juga di Asia. Armada kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di Persia, Hindustan, Sri Lanka, sampai Malaka.
Menyadari ancaman itu, Republik Bataaf mulai bertindak keras kepada VOC. Selain VOC tidak dapat diandalkan lagi dalam menghadang serangan Inggris, persoalan internal yang berarut-larut dalam tubuh VOC dan anggaran VOC yang menyedot uang Negara membuat pemerintah Republik Bataaf mencabut Hak Octrooi izin usaha VOC dan pada 31 Desember 1799 VOC pun dibubarkan.
























BAB III
PENUTUP


A.  KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Untuk melaksanakan tugasnya VOC memiliki Hak Octroi. Sebagai realisasi hak tersebut, VOC menerapkan berbagai kebijakan yang pada akhirnya hanya merugikan Indonesia.
VOC semakin merajalela dan menguasai hasil bumi Indonesia serta melakukan penyerangan di berbagai daerah apabila daerah tersebut tidak mau bekerjasama. Peperangan pun tidak dapat dihindari oleh beberapa kerajaan indonesia yang menolak kerjasama dengan VOC. Bermacam reaksi pun bermunculan.
Pada abad ke-18 VOC mulai mengalami kemunduran baik disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799.

B.  SARAN

Dengan merdekanya bangsa Indonesia saat ini, harusnya kita bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita tidak merasakan duka cita kejamnya penjajahan yang telah dialami para pendahulu kita. Oleh karena itu kita harus bisa mempertahankan kemerdekaan kita agar bendera merah putih tetap berkibar di seluruh kepulauan Indonesia ini.



SUMBER


Buku sejarah Indonesia kelas XI semester 1
http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/2012/12/faktor-penyebab-mundurnya-voc.html
http://aminhidayatcenter.blogspot.com/2013/03/kebijakan-pemerintah-kolonial-dan.html
http://campusnancy.blogspot.com/2012/10/reaksi-rakyat-indonesia-terhadap.html
http://sunshinerainsoundgg.blogspot.com/2014/01/sejarah-berdirinya-voc-di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie
http://sejarah4all.blogspot.com/2012/03/voc-verenigde-oost-indische-compagnie.html



DAFTAR ISI




1 comment: