BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali
oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke
India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika,
sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah
untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur
darat yang sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke
Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan,
demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan
dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan
kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan
Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan
latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia
Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah
didominasi oleh Portugis. Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah
Interkontinental karena
1.
Setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma
dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama
sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur
perdagangan tidak melewati Belanda.
2.
Perdagangan yang
dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang
terus meninggi, terutama lada.
3.
Suplai yang
tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu.
4.
Unifikasi
Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda
pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda.
Akhirnya Jan
Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur
rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de
Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat
kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia,
dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai
Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam
perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke
arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di
Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan
penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal.
Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan
untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk
menghasilkan keuntungan.
Adalah para pedagang
Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600
yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian
Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan
French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602,
para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur).
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sejarah lahirnya VOC?
2.
Bagaimana pemerintahan VOC di Indonesia?
3.
Bagaimana reaksi rakyat terhadap perlakuan VOC?
4.
Bagaimana kemunduran VOC?
5.
Bagaimana pembubaran VOC?
C. TUJUAN
1.
Memahami sejarah lahirnya VOC
2.
Memahami kegiatan pemerintahan VOC di Indonesia
3.
Mengetahui berbagai reaksi rakyat terhadap pmerintahan
VOC
4.
Memahami faktor-faktor yang membuat kemunduran VOC
5.
Memahami akhir dari VOC
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAHIRNYA VOC
Untuk
mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis,
seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan
sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di
Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan
tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde
Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal
dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh
tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun
tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
- Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesame pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
- Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
- Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
Agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh
pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal-hal berikut
ini.
1. Monopoli Perdagangan.
2.
Mencetak dan mengedarkan uang
3.
Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4.
mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5.
Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6.
Mendirikan benteng.
7.
Menyatakan perang dan damai.
8.
Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan
hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga
perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan
dipimpin oleh seorang gubernur jenderal, yang termasuk Heeren Zeventien.
Gubernur Jendral menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur
perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
Cara Belanda memperoleh monopoli
perdagangan di Indonesia adalah:
1.
Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas
penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal
penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti
Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas
Makasar.
2.
Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan
tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah
tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi). Ingat hukum ekonomi!
3.
Perjanjian dengan raja-raja setempat
terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC
dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte
Leverantien.
4.
Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi
sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
B. VOC DI INDONESIA
Dalam upaya memperlancar aktivitas organisasi, VOC
pada tahun 1610 memutuskan untuk membentuk jabatan Gubernur Jendral yang pada
waktu itu berkedudukan di Maluku. Pieter Both sebagai orang pertama yang
menduduki posisi itu.
Tindakan VOC dengan adanya hak octroi
sangat merugikan bangsa Indonesia. Hak
octroi seolah ijin usaha kepanjangan tangan pemerintah Belanda, bahkan bisa
dikatakan VOC sebagai sebuah ‘negara dalam negara’.
Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, VOC
menerapkan hak monopoli, menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan membangun
benteng-benteng. Benteng-benteng yang dibangun VOC adalah :
1. Di Banten
disebut benteng Kota Intan ( Fort Pellwijk ).
2. Di Ambon
disebut benteng Victoria.
4. Di Makasar
disebut benteng Retterdam.
5. Di Ternate
di sebut benteng Orange.
6. Di Banda
disebut benteng Nasao.
Dengan keunggulan senjata, juga
memanfaatkan kompetisi dan konflik di
antara penguasa lokal (kerajaan ), VOC berhasil memonopoli perdagangan pala dan
cengkeh di Maluku. Satu persatu kerajaan-kerajaan di Indonesia dikuasai VOC. Kebijakan ekspansif (menguasai) semakin
gencar diwujudkan ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi Gubernur
Jendral menggantikan Pieter Both pada tahun 1817.
Daerah-daerah strategis bagi pelayaran
dan perdagangan di sepanjang pantai nusantara di kuasai VOC. Hal ini bisa
dikatakan sebagai tindakan imperialisme pantai, yaitu :
1. Pada tahun
1919/1921 merebut pelabuhan Jayakarta.
2. Pada tahun
1625, menduduki daerah pusat rempah-rempah di pulau banda.
3. Pada tahun
1641, merebut benteng Portugis di Malaka.
4. Pada tahun
1662, menduduki pusat perdagangan Pariaman di pantai Barat Sumatra.
5. Pada tahun
1667, menduduki Bandar Makasar .
Dalam upaya mempertahankan monopoli
dan melarang keterlibatan bangsa Barat lainnya maupun para pedagang Asia dalam
perdagangan rempah-rempah di kepulauan Maluku, VOC melakukan intervensi militer
ke berbagai daerah dan pelayaran Hongi ( Hongi Tochten). Pelayaran Hongi
yaitu pelayaran keliling menggunakan perahu jenis kora-kora yang dipersenjatai
untuk mengatasi perdagangan gelap atau penyelundupan rempah-rempah di Maluku.
Pelayaran ini juga disertai Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk
membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
Pada tahun 1700 –an, VOC berusaha
menguasai daerah-daerah pedalaman yang banyak menghasilkan barang dagangan.
Imperialisme pedalaman ini sasarannya kerajaan Banten dan Mataram, karena
daerah ini banyak menghasilkan barang-barang komoditas seperti beras, gula
merah, jenis-jenis kacang dan lada.
Tindakan VOC yang sewenang-wenang, sangat
keras, dan kejam menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia. Perlawanan terhadap
monopoli VOC terjadi dimana-mana seperti di Mataram, Banten, Makasar dan
Maluku.
Kebijakan-kebijakan
VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun 1602 – 1799 antara lain dapat
dirangkum sebagai berikut :
1.
Menguasai
pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan.
2.
Melaksanakan
politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3.
Untuk
memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang disebut
Gubernur Jendral.
4.
Melaksnakan
sepenuhnya Hak Octroi yang ditawarkan pemerintah Belanda.
5.
Membangun
pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di
Jayakarta ( Batavia).
6.
Melaksanakan
pelayaran Hongi ( Hongi tochten
).
7.
Adanya
Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman
rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
8.
Adanya
verplichte leverantien ( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system
Priangan )
9. Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan
wajib) dimulai tahun 1723
Masyarakat di Priangan dikenai
aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib
kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita
dan miskin
Pengaruh dari kebijakan VOC bagi
rakyat Indonesia antara lain :
1. Kekuasaan raja menjadi berkurang
atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
2. Wilayah kerajaan terpecah-belah
dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru dibawah kendali VOC.
3. Hak octroi ( istimewa )
VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, menderita, mengenal ekonomi
uang, mengenal sistem pertahanan
benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern (senjata api,
meriam ).
4. Pelayaran Hongi, bagi penduduk Maluku khususnya, dapat
dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, pemerkosaan,
perbudakan dan pembunuhan.
5. Hak Ekstirpasi bagi
rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber penghasilan yang
bisa berlebih.
C. REAKSI RAKYAT
Perlakuan VOC terhadap Indonesia,
menyebabkan banyak perlawanan dari berbagai penjuru.
1. Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir
orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada tahun 1628 menyerang VOC di Batavia
dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro
Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja dan Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng
Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram
kembali menyerang Batavia. Serangan gagal kembali. Namun pada serangan kedua
ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di
Batavia diantaranya:
·
Belanda
dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
·
Belanda
merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
·
Belanda
berbuat kasar dalam berdagang
2. Kerajaan Makasar menghadapi VOC
Ibukota Makasar Sombapou merupakan
bandar yang sangat strategis. VOC ingin menguasainya. Usaha yang dilakukannya
antara lain mengajukan permintaan kepada Sultan Makasar agar:
·
Makasar
menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
·
Makasar
memberi hak monopoli kepada VOC
·
Melarang
kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku
Permintaan tersebut ditolak Sultan,
akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai raja, Sultan Hasannudin
dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur”.
Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar.
Pertempuran hebat terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar harus menghadapi
persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan
Hasannudin terpaksa harus menandatangani perjanjian Bongaya. Isinya:
·
Makasar
harus mengakui monopoli VOC
·
Wilayah
Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
·
Makasar
harus membayar seluruh biaya perang
3. Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap
VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta (1629). Perlawanan
ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, sejak 1651. Melihat
perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan bantuan putra raja
(Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran
Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi Sultan dapat ditangkap tahun 1683,
sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan
oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC
membawa akibat:
·
Banten
dikuasai VOC
·
VOC
berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
·
Hak
kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
·
Biaya
perang harus ditanggung Banten
4. Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati
Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata melakukan perlawanan karena Sultan
Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC.
Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain.
Pengganti Angkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan
kapten Jonker, tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II
5. Perlawanan Untung Suropati
Untung Suropati mantan serdadu VOC
tidak tega melihat bangsanya diperlakukan sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia
mengangkat senjata. Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia
bekerjasama dengan Sunan Amangkurat III(Sunan Mas)
D. KEMUNDURAN VOC
Kemunduran VOC terjadi sejak abad
ke-18 disebabkan oleh hal-hal berikut :
1.
Banyak
korupsi yang dilakukan pegawai-pegawai VOC.
2.
Anggaran
pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC.
3.
Biaya
perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
4.
Persaingan
dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang portugis (Compagnie des
indies) dan kongsi dagang inggris (East Indian Company).
5.
Utang
VOC yang sangat besar.
6.
Pemberian
deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran.
7.
Berkembangnya
paham liberalisme sehinggal monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak
sesuai lagi untuk diteruskan.
8.
Pendudukan
Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795. Prancis memiliki musuh utama
Inggris yang berada di India untuk meluaskan jajahannya di Asia Tenggara. Badan
seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris
sehingga VOC harus dibubarkan.
E. PEMBUBARAN VOC
Menjelang abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan yang ditandai dengan
memburuknya kondisi keuangan VOC dan menumpuknya utang-utang VOC. Korupsi
merupakan sebab utama kebangkrutan itu. Hal itu diperparah oleh hutang
peperangan VOC dengan rakyat Indonesia dan Inggris dalam memperebutkan
kekuasaan di bidang perdagangan yang semakin menumpuk.
Sebab lainnya adalah kemerosotan moral di antara penguasa akibat sistem
monopoli perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak
sungguh-sungguh membantu VOC dalam memonopoli perdagangan. Akibatnya, hasil
panen rempah-rempah yang masuk ke VOC jauh dari jumlah yang diharapkan.
Hal utama lainnya adalah ketidakcakapan para pegawai VOC dalam
mengendalikan monopoli. Akibatnya verplichte leveranties (penyerahan wajib) dan
Preanger Stelsel (Aturan Priangan) tidak berjalan semestinya. Kedua aturan itu
tadinya dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. Verplichte leveranties mewajibkan
tiap daerah mneyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, kapas, nila, dan
gula dengan harga yang ditentukan VOC.
Sedangkan Preanger-stelsel mewajibkan rakyat Priangan menanam kopi dan
menyerahkan hasil panennya kepada VOC, juga dengan tarif yang ditentukan VOC.
Sementara itu, perang antara Belanda dan Ingrris terjadi juga di Asia. Armada
kapal EIC berturut-turut merebut kedudukan VOC di Persia, Hindustan, Sri Lanka,
sampai Malaka.
Menyadari ancaman itu, Republik Bataaf mulai bertindak keras kepada VOC.
Selain VOC tidak dapat diandalkan lagi dalam menghadang serangan Inggris,
persoalan internal yang berarut-larut dalam tubuh VOC dan anggaran VOC yang
menyedot uang Negara membuat pemerintah Republik Bataaf mencabut Hak Octrooi
izin usaha VOC dan pada 31 Desember 1799 VOC pun dibubarkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pada 20 Maret 1602,
para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC
(Perkumpulan Dagang India Timur). Untuk melaksanakan tugasnya VOC memiliki Hak Octroi.
Sebagai realisasi hak tersebut, VOC menerapkan berbagai kebijakan yang pada
akhirnya hanya merugikan Indonesia.
VOC semakin merajalela dan menguasai hasil bumi Indonesia serta melakukan
penyerangan di berbagai daerah apabila daerah tersebut tidak mau bekerjasama.
Peperangan pun tidak dapat dihindari oleh beberapa kerajaan indonesia yang
menolak kerjasama dengan VOC. Bermacam reaksi pun bermunculan.
Pada abad ke-18 VOC mulai mengalami kemunduran baik disebabkan oleh faktor
internal maupun eksternal.
VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799.
B. SARAN
Dengan merdekanya bangsa Indonesia saat ini, harusnya kita bersyukur atas
apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita tidak merasakan duka cita
kejamnya penjajahan yang telah dialami para pendahulu kita. Oleh karena itu
kita harus bisa mempertahankan kemerdekaan kita agar bendera merah putih tetap
berkibar di seluruh kepulauan Indonesia ini.
SUMBER
Buku
sejarah Indonesia kelas XI semester 1
http://lilyistigfaiyah.blogspot.com/2012/12/faktor-penyebab-mundurnya-voc.html
http://aminhidayatcenter.blogspot.com/2013/03/kebijakan-pemerintah-kolonial-dan.html
http://campusnancy.blogspot.com/2012/10/reaksi-rakyat-indonesia-terhadap.html
http://sunshinerainsoundgg.blogspot.com/2014/01/sejarah-berdirinya-voc-di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie
http://sejarah4all.blogspot.com/2012/03/voc-verenigde-oost-indische-compagnie.html
mantap gan, buat tugas saya , siiiippp
ReplyDelete